Suatu perkara yang diyakini oleh kebanyakan manusia sama ada dari umat Islam atau pun seluruh penganut agama yang ada atau oleh yang selainnya bahawa doa itu adalah senjata paling ampuh untuk meraih manfaat dan menolak mara bahaya. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri mengkhabarkan tentang orang-orang kafir, bahawa mereka apabila di dalam keadaan kesempitan juga turut berdoa kepada Allah dengan penuh harapan. Di ketika Allah mengabulkan doa hamba-Nya, sama ada dia kafir atau pun muslim, maka pengabulan itu adalah seperti rezeki untuk mereka. Perkara terebut menjadi tanda ke-Rububiyahan-Nya (sifat ketuhanan bagi Allah) secara jelas. Kemudian seringkali rezeki itu justeru menjadi bencana bagi mereka, dengan sebab kekufuran atau pun kefasikan. (Rujuk: Ibnu Abil Izz al-Hanafi, Tahzib Syarah ath-Thahawiyah, jil. 1, Pustaka at-Tibyan)
Pengertian Doa:
Doa adalah permintaan seseorang hamba kepada Tuhannya dalam bentuk pengharapan. Kata ini juga mencakupi makna taqdis (penyucian), tamhid (puji-pujian) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan doa adalah salah satu bentuk ibadah yang agung serta sebahagian dari zikir. (Syaikh Dr. Sai’id Ali Wahf al-Qahthani, Mengapa Doa-ku Tidak Terkabul, m/s. 19, Daar an-Nabaa’ (August 2007))
Doa Adalah Ibadah:
Dari al-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, katanya:
“Doa itu adalah ibadah.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, no. 2969. Menurut al-Albani, hadis ini Sahih, Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Saranan Berdoa Dan Menjauhi Sombong:
Allah berfirman (maksudnya):
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.” (Surah al-Mu’min, 40: 60)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Surah al-Baqarah, 2: 186)
Allah Sentiasa Mendengar Doa Hambanya:
Dari Abu Musa al-Asy’ari, beliau menjelaskan:
Ketika kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di dalam suatu perperangan, tidaklah kami mendaki tanah tinggi, menaiki bukit, dan menuruni lembah, melainkan kami meninggikan suara ketika bertakbir. Kemudian beliau mendekati kami dan bersabda:
“Wahai sekalian manusia, tahanlah diri kamu, sesungguhnya kamu tidak berdoa (menyeru) kepada Tuhan yang tuli (pekak) dan jauh, akan tetapi kamu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sesungguhnya Tuhan yang kamu seru itu lebih dekat kepada seseorang di antara kamu melebihi dekatnya seseorang dari kamu dengan leher binatang tunggangannya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 2992)
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman, “Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku akan sentiasa bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.” (Hadis Riwayat Ahmad, 3/210)
Allah Memperkenankan Doa:
Dari Abu Sa’id, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Tidaklah seorang mu’min berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan doa yang tidak mengandungi dosa atau memutuskan tali silaturrahim melainkan Allah akan memberikan kepadanya satu di antara tiga perkara:
1 - Allah akan segera memperkenankan doanya di dunia, atau
2 – Allah Subhanahu wa Ta’ala menyimpannya sebagai pahala di akhirat, atau
3 – Allah memeliharanya dari keburukan diri semisal apa yang dia minta.”
Mereka berkata: “Sekiranya begitu, kami akan memperbanyakkan doa (terus kerap berdoa)”. Nabi bersabda: “Allah lebih banyak lagi pemberian-Nya”.” (Hadis Riwayat Ahmad, 3/18. Menurut Syaikh al-Albani, hadis ini sahih, Shahihul Jami’, no. 5714)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda:
“Doa salah seorang di antara kamu akan sentiasa diperkenankan selama dia tidak teburu-buru, iaitu dengan mengatakan:
“Aku sudah berdoa namun tidak juga dipernankan bagiku”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 6340)
Tiga Doa Yang Tidak Tertolak:
1 – Doa orang tua (ibu bapa) terhadap anaknya.
2 – Doa orang yang sedang berpuasa.
3 – Doa orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). (Rujuk: Silsilah al-Ahadis ash-Shahihah, no. 1797)
Berdoa Dengan Hati Yang Khusyu’ Penuh Kesungguhan:
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Surah al-Anbiya’, 21: 89-90)
“… Mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap.” (Surah as-Sajdah, 32: 16)
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Apabila salah seorang dari kamu berdoa, hendaklah dia bersungguh-sungguh di dalam doanya, janganlah dia berkata: “Jika Engkau berkehendak berilah kepadaku, Sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa Allah”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 6338)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah seseorang dari kamu mengucapkan di dalam doanya:
“Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mahu, Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau mahu”. Tetapi hendaklah dia bersungguh-sungguh meminta dan meninggikan harapan terkabulnya doa yang dipohon, kerana sesungguhnya apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengira ia sebagai sesuatu yang penting, pasti Dia akan memberikannya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 339)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Berdoalah kamu kepada Allah dengan keyakinan doa kamu akan diperkenankan.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi. Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 2766, menurut Syaikh al-Albani hadis ini hasan)
Sebahagian Adab Berdoa Supaya Doa Diterima:
1 – Tidak bergelumang dengan perkara-perkara haram, meliputi pakaian, makanan, minuman atau seumpamanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘ahu, dia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa menjelaskan tentang seseorang yang sedang dalam perjalanan (musafir) yang panjang, rambutnya kusut dan berdebu. Dia berdoa sambil menadahkan tangannya ke langit, lalu mengatakan, “Ya Tuhanku, ya Tuhanku...” Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan.” (Hadis Riwayat Muslim, no. 1015)
2 – Jangan bersikap Terburu-buru dan Merasa Cepat Bosan:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda:
“Doa salah seorang di antara kamu akan sentiasa diperkenankan selama dia tidak teburu-buru, iaitu dengan mengatakan:
“Aku sudah berdoa namun tidak juga dipernankan bagiku”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 6340)
“Sentiasa dikabulkan doa seseorang hamba selama ia tidak berdoa dengan doa yang mengandungi dosa atau pemutusan silaturrahim dan selama ia tidak tergesa-gesa.”
Ada seorang sahabat yang bertanya:
“Wahai Rasulullah, apa yang dimaksudkan dengan tergesa-gesa?”
Nabi menjawab:
“Dia berkata dengan: “Aku sudah berdoa, aku sudah berdoa. Namun aku lihat Allah tidak memperkenankan doaku.” Dan dia berputus-asa (bosan) lalu meninggalkannya.” (Hadis Riwayat Muslim, no. 2096)
3 – Tidak Melupakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar:
Dari Huzaifah radhoyallahu ‘anhu, Nabi bersabda: “Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, kamu harus beramar ma’ruf dan nahi mungkar, atau jika tidak Allah pasti akan menurunkan siksa ke atas kamu, kemudian apabila kamu berdoa ia tidak akan diperkenankan.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, dan beliau menghasankannya. Lihat: al-Albani, Shahihul Jami’, no. 6947)
4 – Tidak Memohon Doa Yang Mengandungi Dosa Dan Pemutusan Silaturrahim.
5 – Sentiasa Memperbanyakkan Doa Di Waktu Senang Mahu Pun Susah:
Dari Abu Hurairah rahiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesiapa yang ingin agar Allah memperkenankan doanya di saat-saat sempit dan kesusahan, maka hendaklah dia memperbanyakkan berdoa di saat-saat ia senang.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, no. 3382. Dihasankan oleh al-Albani di dalah Shahih Sunan at-Tirmidzi)
6 – Berdoa Dengan Merendah Diri dan Suara Yang Lembut:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan dengan suara yang lembut.” (Surah al-A’raaf, 7: 55)
7 - Disunnahkan Mengulang-ulang doa.
8 - Menghadap Kiblat.
9 - Menadah tangan bagi doa yang bersifat mutlak (permintaan khusus).
Dari Salman radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Tuhan kamu Tabaraka wa Ta'ala Maha Malu dan Maha Mulia, dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat tangan (berdoa) kepada-Nya lalu Dia kembalikan dalam keadaan kosong (tidak diterima doanya)." (Hadis Riwayat Abu Daud, no. 1488)
8 - Menghadap Kiblat.
9 - Menadah tangan bagi doa yang bersifat mutlak (permintaan khusus).
Dari Salman radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Tuhan kamu Tabaraka wa Ta'ala Maha Malu dan Maha Mulia, dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat tangan (berdoa) kepada-Nya lalu Dia kembalikan dalam keadaan kosong (tidak diterima doanya)." (Hadis Riwayat Abu Daud, no. 1488)
Wallahu a’lam...
Sumber: aqidah-wa-manhaj.blogspot.com
No comments:
Post a Comment